Pengertian Pragmatik
Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari bagaimana konteks memengaruhi makna. Berbeda dengan sintaksis dan semantik yang lebih fokus pada struktur dan arti kata atau kalimat secara langsung, pragmatik melihat bagaimana makna dapat berubah tergantung pada situasi, penutur, dan pendengar. Istilah “pragmatik” berasal dari bahasa Yunani “pragma” yang berarti “tindakan” atau “perbuatan”. Oleh karena itu, pragmatik berfokus pada penggunaan bahasa dalam konteks sosial dan interaksi.
Konteks dalam Pragmatik
Konteks adalah elemen kunci dalam pragmatik. Ada beberapa jenis konteks yang perlu dipertimbangkan, antara lain:
- Konteks Linguistik: Merupakan elemen yang ada dalam teks atau ucapan yang mengelilingi kalimat yang sedang dianalisis. Misalnya, jika seseorang mengatakan “Saya ingin makan,” maknanya bisa berbeda tergantung pada apa yang terjadi sebelumnya.
- Konteks Situasional: Ini mencakup informasi tentang tempat dan waktu saat pernyataan dibuat. Misalnya, pernyataan “Ini sangat dingin” mungkin merujuk pada cuaca di luar ruangan saat itu.
- Konteks Sosial: Merujuk pada hubungan antara penutur dan pendengar, serta norma-norma sosial yang ada. Misalnya, cara seseorang berbicara kepada teman dekat mungkin berbeda dengan cara mereka berbicara kepada atasan di tempat kerja.
Implikatur
Salah satu konsep penting dalam pragmatik adalah implikatur, yaitu makna yang tidak secara eksplisit dinyatakan dalam kalimat, tetapi bisa dipahami oleh pendengar berdasarkan konteks. Implikatur ini bisa berupa:
- Implicature Konversasional: Merupakan makna yang dihasilkan dari percakapan yang dipahami oleh pendengar. Contohnya, jika seseorang bertanya, “Apakah kamu ingin pergi ke bioskop?” dan yang dijawab hanya, “Saya punya pekerjaan,” pendengar mungkin memahami bahwa orang tersebut tidak ingin pergi.
- Implicature Literalis: Terjadi ketika makna literal dari pernyataan berbeda dengan apa yang dimaksudkan. Contohnya, jika seseorang berkata, “Saya akan datang jika saya tidak sibuk,” maka implikatur di sini adalah bahwa kehadirannya tidak pasti.
Prinsip-Prinsip Pragmatik
Beberapa prinsip dasar yang sering dibahas dalam pragmatik antara lain:
- Prinsip Keterjangkauan: Dalam percakapan, penutur sering kali berusaha untuk menghindari pernyataan yang berlebihan atau yang tidak perlu. Mereka cenderung memilih ungkapan yang cukup untuk menyampaikan makna tanpa kebingungan.
- Prinsip Kesesuaian: Penutur dan pendengar cenderung menyesuaikan bahasa mereka sesuai dengan situasi dan konteks sosial. Hal ini dapat meliputi pemilihan kata yang lebih formal atau informal tergantung pada audiens.
- Prinsip Kebersihan: Dalam percakapan, penutur sering berusaha untuk menjaga percakapan tetap relevan dan fokus pada topik. Jika ada informasi yang tidak relevan, kemungkinan besar akan diabaikan.
Tindakan Berbahasa
Pragmatik juga mempelajari tindakan berbahasa atau speech acts, yaitu tindakan yang dilakukan melalui penggunaan bahasa. Ada beberapa jenis tindakan berbahasa yang sering dikategorikan:
- Tindakan Ekspresif: Merupakan pernyataan yang mencerminkan perasaan atau emosi penutur, seperti mengucapkan selamat atau meminta maaf.
- Tindakan Direktif: Tindakan yang bertujuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, seperti memberi perintah atau permintaan.
- Tindakan Komisif: Tindakan di mana penutur berkomitmen untuk melakukan sesuatu di masa depan, seperti janji.
- Tindakan Deklaratif: Tindakan yang mengubah status atau keadaan hanya dengan mengucapkan sesuatu, seperti saat seorang hakim menyatakan seseorang bersalah.
Peran Pragmatik dalam Komunikasi
Pragmatik memiliki peran penting dalam komunikasi sehari-hari. Dengan memahami aspek pragmatik, kita bisa:
- Meningkatkan Keterampilan Komunikasi: Mengetahui bagaimana konteks memengaruhi makna dapat membantu individu berkomunikasi dengan lebih efektif.
- Menghindari Kesalahpahaman: Dengan memahami implikatur dan konteks, kita dapat menghindari misinterpretasi yang sering terjadi dalam percakapan.
- Menyesuaikan Diri dengan Situasi: Memahami norma-norma sosial dan situasional dapat membantu kita menyesuaikan bahasa kita agar sesuai dengan audiens yang berbeda.
Contoh Pragmatik dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk lebih memahami bagaimana pragmatik berfungsi dalam kehidupan sehari-hari, mari kita lihat beberapa contoh:
- Percakapan Santai: Dalam konteks teman dekat, jika seseorang berkata, “Kamu tahu, aku lapar,” mereka mungkin berharap agar temannya mengajak makan. Namun, dalam konteks formal seperti rapat, pernyataan serupa mungkin hanya diartikan sebagai pernyataan fakta.
- Permintaan yang Tersirat: Jika seseorang di kantor berkata, “Rapat akan dimulai dalam lima menit,” bisa jadi mereka sebenarnya meminta semua orang untuk segera bersiap, bukan hanya memberi informasi.
- Penggunaan Humor: Humor sering kali bergantung pada konteks pragmatik. Sebuah lelucon mungkin sangat lucu di satu konteks tetapi tidak di konteks lain, tergantung pada pemahaman dan kesamaan referensi antara penutur dan pendengar.
Kesimpulan
Pragmatik adalah bidang studi yang sangat penting dalam linguistik karena membantu kita memahami bagaimana makna dibentuk dan dipahami dalam konteks komunikasi. Dengan memahami pragmatik, kita dapat meningkatkan keterampilan komunikasi, menghindari kesalahpahaman, dan berinteraksi dengan lebih efektif dalam berbagai situasi sosial. Sebagai alat yang kuat dalam komunikasi manusia, pragmatik menawarkan wawasan berharga tentang interaksi sosial dan penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari